FEATURE: KEINDAHAN MENGUNJUNGI MATA AIR (WAE RAS)


    

Foto: Saat Mengunjungi Wae Ras



     

Menelusuri jalan stapak yang lumayan licin, rombongan OMK Paroki St. Wilhelmus Ngkor berjalan kaki menuju tempat Mata Air (Wae Ras) yang berada di Desa Bangka Lao Kec Ruteng. 

Mata air tersebut berada di lereng Gunungan Likang, lumayan jauh dari pemukiman warga. Untuk mencapai mata air, kami harus melewati suguhan pemandangan sawah-sawah dan juga kebun warga hingga melewati hutan dengan jalan yang cukup terjal. 

Dalam perjalanan kami memadukan dengan obrolan santai, gelak tawa, dan sekali kali diabadikan dengan kamera hendphone agar kiranya setiap momen ada jejak yang masih terbersit dalam ruang memori HP yang walaupun dengan kamera ala kadarnya.

Cuaca pagi itu memang cerah, namun hujan yang terjadi pada hari sebelumnya membuat jalan cukup licin. Kami menapaki jejak demi jejak walaupun terkadang terpleset yang membuat tenaga cukup terkuras akan tetapi, keadaan tersebut tidak menyurutkan semangat kami untuk terus melangkah. Kerinduan untuk segera sampai di Mata Air Wae Ras seakan menjadi obat untuk terus melangkah.


Rokok 2 bungkus dengan satu botol kopi Manggarai, cukup memanjakan perjalanan kami. Sebagai perokok dan penikmat kopi, dua hal itu harus selalu dibawahkan. Ada momen dimana kami berhenti sejenak lalu mengambil sebatang rokok terus menyeruput segelas kopi lalu kemudian mulai bercerita dengan tema yang tidak jelas.

Tertawa terbahak-bahak saat sedang bercerita adalah momen terindah dan teriknimat sebagai bentuk rasa syukur pada alam yang telah memberikan kenikmatan pada kami. Kami pun sadar bahwa cara terbaik untuk menyapa alam adalah dengan mengunjunginya.



Sesampai di Mata Air, pemandangan pohon-pohon yang menjulang tinggi dan dihiasi dengan awan putih membentang di sisi mata air cukup memanjakan mata. 

Bagi kami warga Ngkor mata air itu sering kami sebut Wae Ras satu-satu-Nya mata air sejak dulu dan selalu setia menemani kehidupan kami sampai sekarang ini.

Kami memang tidak sering ke mata air ini, kami akan datang mengunjunginya ketika air yang bersumber dari sini tidak lagi mengalir ke pipa milik Greja Paroki St. Wilhelmus Ngkor. Kami datang untuk membersihkannya dari daun kering ataupun batu krikil kecil yang menyumbat pipa menuju greja.

Tidak ada tempat khusus untuk berenang disini, namun kesejukan mata air cukup membuat kami betah untuk terus berlama-lama. Berteman dengan kesepian dan berdamai dengan alam adalah sesuatu yang menyenangkan, sejenak kita tinggalkan kasak-kusuk, hiruk-pikuk kendaraan ataupun keributan  adalah sesuatu yang lumayan romantis.

Setelah sekian lama kami beradah di Mata Air (Wae Ras), akhirnya kami segerah bergegas pulang. Hal ini lantaran rintik-rintik hujan sudah mulai menyapa kami. Berpulang dengan membawah secerca harapan bahwa air yang kami rawat ini senang tiasa mengalir sampai paroki. 

Kami terus berjalan menyusuri pipa milik paroki yang telah terpasang puluhan tahun, sembari mengecek pipa entah ada yang bocor atau hal lain sebagai penghalang aliran air. 

Kesetiaan kami tidak sampai pada titik itu kami terus menyusuri sampai di bak peanampung milik paroki dan ketika air sudah menunjukan tajinya kamipun bercanda riah sambil berteman dengan kopi hangat yang kami buat sendiri di dapur pastoran.                

                                    

Komentar

  1. Terimakasih omk.. sda berusaha yg terbaik..semoga masi sanggup semoga paskah kalian penuh berkat...hhhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. SEMOOGA KASIH TUHAN SENANG TIASA HIDUP DALAM DIRI TEMAN-TEMAN OMK....SALAM SEMANGAT

      Hapus
  2. Mantapp ..salam semangat 💪

    BalasHapus

Posting Komentar